Click to close

Selasa, 12 April 2011

Ada Apa Dengan Para Pria?

Coba pikirkan pasangan Anda, atau pria yang terakhir Anda kencani. Clingy? Check. Pasrah? Check. Suka dikontrol? Double check. Benarkah mereka telah berevolusi? Cosmo menginvestigasi.

Ada yang salah dengan pria masa kini. At least itulah yang ada di pikiran Samantha*, 27 tahun. Ia bercerita pada Cosmo, “Pria terakhir yang saya kencani... oh my goodness, selalu menuntut waktu saya, tidak pernah punya agenda sendiri, dan sangat, sangat pasif urusan bercinta. Selalu saya yang memulai PDA (Public Display Affection), selalu saya yang menjadwalkan agenda romantis, dan kalau saya bilang ‘A’, dia mengangguk. Saya bilang ‘B’, dia menurut. What the h**k is happening?”

Itu dia pertanyaannya. Ada apa dengan para pria? Menurut Michael Kimmel, PhD, penulis Men and Masculinities, pria usia 20an zaman sekarang memang jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu. “They like commitment! Mereka tidak setakut dulu dengan konsep pernikahan. Mereka tidak lagi complicated, tidak lagi muluk-muluk,” ujar Michael. Jadi, apa masalahnya? Bukannya ini kabar baik? “Well, justru wanitalah yang sekarang mengambil posisi mereka,” tutur Michael, “wanita yang jadi ‘pesimis’ dengan konsep pernikahan, complicated, dan muluk-muluk.”

“Um, Ini Kenapa Si Dia Yang Selalu Membicarakan Masa Depan ya?”
Teman Cosmo, Vita, 25 tahun, baru saja menikah. Sebulan kemudian, ia mengeluh karena suaminya terus-menerus minta punya baby. Sementara Vita? “Bukannya sebaiknya kita menunggu dulu? Have fun dulu berdua?” katanya kebingungan. Lain lagi dengan Marissa, 27 tahun, yang freaked out ketika kekasihnya (baru pacaran satu tahun) mendadak bilang, “Nanti setelah kita menikah, enaknya tinggal di daerah mana ya? Aku prefer Bintaro sih.” Rasanya sudah hilang masa-masa di mana wanita yang sibuk bertanyatanya, “Kapan ya si dia menikahi saya? Kenapa dia tak kunjung melamar?” Sekarang, pria lebih siap untuk merajut masa depan yang “settled”. Sedangkan Anda? Oh, tak semudah itu. Ini bukan salah Sex & the City. Bukan karakterisasi Samantha Jones yang memengaruhi Anda untuk menunda pernikahan. You’re di society di mana wanita sampai rumah pukul 5 sore kemudian mulai memanggang cupcake. Anda terbiasa melihat wanita berkutat dengan komputer sampai pukul 9 malam, karena well, lebih baik stay di kantor, daripada harus terjebak macet. Apa akibatnya? “Wanita sekarang berpikir, I want the best job, the best man, the best stuff. Mereka sekarang berpikir, mereka bisa melakukan apa saja, dan menjadi apa saja,” kata Barry Schwartz, PhD, penulis The Paradox of Choice. Anda ingin the best job, the best man, the best stuff? Tak perlu otak sepintar Einstein untuk tahu kalau ini otomatis mendorong “pernikahan” ke nomor ke-sekian di to-do list Anda.

“Kenapa Sekarang Banyak Pria Tak Berani Mengambil Langkah Pertama?”

Tak usah malu. Anda bukan satu-satunya wanita yang pernah menyatakan cinta terlebih dulu kok. Anda juga bukan satu-satunya wanita di dunia yang lebih sering meminta jatah bercinta dibandingkan pasangan. Hey, you’re a fun fearless female. Be proud of it! Tapi ingat, ini tidak berarti kalau pria tak lagi tertarik dengan cinta dan seks. “Mereka hanya lebih meminimalisasi risiko,” kata Barry, “mereka telah mengadopsi penikiran ‘If she wants me, she’ll come and get me’.” Jadi jangan heran kalau pria yang Anda incar, meskipun aktif BBM/telpon/mengajak kencan, tapi harus menunggu bulan purnama dulu sebelum akhirnya menyatakan cinta. They’re playing it safe. Urusan seks? He’s still a man and he loves it. Tapi memang ada sedikit perubahan dalam departemen seks. Sekarang, wanita lebih in charge di kamar tidur (thanks to Cosmo). Hal ini memang bikin pria excited, tapi pada waktu bersamaan, bikin si dia kehilangan inisiatif. Abraham Morgentaler, MD, psikolog terkenal di Harvard Medical School berkata, “Banyak pria bilang pada saya, wanita zaman sekarang benar-benar tahu apa yang mereka mau di tempat tidur. What they want, they get! (again, thanks to Cosmo), jadi pria lebih membiarkan wanita yang mengatur agenda bercinta.”

“OMG! Clingy! Clingy! Shoo! Shoo!”
Seperti kisah Samantha di atas. Ingat kalau dia mengeluh “Kekasih saya selalu menuntut waktu saya, tidak pernah punya agenda sendiri”? Wajar saja. Ayo, kembali pada teori psikolog Abraham Morgentaler di atas. What you want, you get. Jangan heran kalau pasangan seolah tak pernah punya sel kreativitas di dalam kepalanya. Anda yang harus menentukan makan di mana, liburan ke mana, bercinta posisi apa... sigh. Tapi coba Anda pikir lagi. Memang begitu kan selama ini? Setiap kali mau berkencan, Anda segera berkata pada pasangan, “Aku mau makan sushi! Kita makan di restoran Jepang ya!” Lalu saat musim liburan tiba, Anda bilang, “Aku mau ke Bangkok! Kita ke Bangkok baby...” Setiap kali ia mencoba mengajukan usul, seperti menonton DVD di kamarnya sambil menikmati homemade meal, reaksi Anda pasti: “Geeez, can you be any more booo-ring?” Harus diakui, wanita jauh lebih kreatif dalam merancang agenda romantis. Maka gara-gara ini, pria akhirnya memilih untuk “pasrah”, dan membiarkan Anda yang mengisi agenda. Karena menurut pengakuan mereka pada Cosmo: “Daripada nanti salah lalu dimarahi, lebih baik Anda yang pilih.”

The New Guide For All Women
So, sebenarnya bukan para pria yang berevolusi, darling. You are! Sekarang, Anda diberikan pendidikan setinggi langit. Anda terekspos dengan serial Twitter, iPad, dan BlackBerry dalam genggaman tangan. Yang berarti, dunia membuka pintunya lebar-lebar untuk Anda. Tak cuma IQ dan kemampuan Anda saja yang bertambah, sekarang Anda punya jauh lebih banyak PILIHAN dalam hidup. Anda ingin mengejar karier hingga puncak teratas? Go ahead. Atau Anda malah ingin menikah di usia 23? Why not? Tiba-tiba Anda ingin ekspedisi Eat Pray Love; makan pasta di depan menara Eiffel, menyentuh tembok Taj Mahal, dan bertemu Mr.Right di pulau eksotis? You absolutely can. Berita baik dari fenomena ini adalah, Anda tak lagi berada di bawah ideologi “I need a man to be happy”. That’s good. Tapi... jangan lupa juga untuk mencamkan baik-baik dalam kepala kalau semua ini tidak berarti Anda lebih baik sendiri, atau “I’m better off alone”. Anda mungkin sudah menjadi jelmaan wanita-wanita global dan powerful seperti Samantha Jones, Lady Gaga, atau Sandra Bullock. Tapi Anda tetap tidak bisa begitu saja menghindari destiny. Karena kadang, di saat Anda tengah asyik menjalani hidup, akan ada seorang pria yang justru jatuh cinta dengan sikap independen Anda ini. Tak cuma betah di sisi Anda, Ia akan sabar menunggu kalau Anda harus kerja sampai larut malam, tidak pernah komplain kalau Anda sedang berlaku bak annoying drama queen, dan yang terpenting, ia tidak pernah meremehkan semua keinginan dan mimpi Anda. So when he comes around, it’s stupid to say no, right?

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates